Senin, 13 Juni 2011

Pantun Pertamaku

Suatu hari pantunku muncul di Koran,
Bunyinya.
Diberi berkuku hendak mencengkram.
Mengaut laba dengan siku.
Janjimu janji lembam
Mati satu masuk di saku.

Suatu hari, sebenarnya hari itu,
Bapak membelikan Koran, sebagai
Hadiah ulang tahunku.
Pantas saja aku senang, ini pantun pertamaku.

Dari mana kau mencipta nak?
Dari ibu guru,
Dia sering mengajariku
Bunyinya.
Bapakmu itu
Muka licin, ekor berkedal
Kecubung berulam ganja
Sadar hati pedas layaknya sambal
Ucap riuh berkalung dusta.

Dasar bapak, ini bukan lelucon
Ini buat bapak pemimpin.
Makanya,
Berkata siang melihat-lihat, berkata malam
mendengar-dengar
garam kami tak masin padanya
sudah gaharu cendana pula.

(bapak menyobek koranku, dan membeli lagi
Majalah baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Cerpen (1) puisi (5)