Selasa, 05 Juli 2011

Cinta

Para dewata mendengar tulisanku ini, dan para penyair menulis ucapanku ini. Sebuah tulisan tentang kamu, gadis tanpa cela. Mentari bersinar dan kau sebuah bunga mekar. Setidaknya merpati yang sering kau ceritakan, selalu malu melihatmu. Karena bulu putihnya tak selembut kulitmu. Menerangi daun agar dapat menunaikan fotosintesis. Maka, melihatmu adalah lebih sakral dari pernikahan arjuna. Diiringi alunan daun berguguran seakan melambai tangan atas langkahmu.
Walau kata cinta telah diucapkan dalam berbagai kata di seluruh penjuru dunia, sudahkan kau mencari tahu makna cinta yang sebenarnya? Dalam perhitungan cinta, satu tambah satu sama dengan segalanya, dan dua dikurangi satu sama dengan sia-sia. Cinta adalah doa, cinta adalah ibadah, dan cinta itu menyehatkan.
Maka ijinkan aku menawarkan sebuah cinta tanpa kata, dan tanpa gula. Karena aku akan menciptakan makna baru pada kata “cinta”.
Aku cinta kamu!
Aku ingin menunaikan cinta denganmu.

Jika kau ternoda sedikit dari percikan duri, maka ada seribu madu untuk bersedia menyembuhkanmu. Jika kau terbangun kesepian, mentari akan menyalakan tawa untukmu. Dan jika kau mulai bosan atas awan, aku menyediakan keindahan.

Ini yang aku takutkan, sendirian.

Atas hari ini aku telah menemukan wajah idaman. Ia tak terbuat dari gula atau kurma. Ia hanya membuatku mukalaf tentang keindahan cinta. Maka jangan malu mengajarkan ajaran cintamu padaku, kepada kekasihmu. Senantiasa menjadi wirid yang akan terucap.

Label

Cerpen (1) puisi (5)