Zulfa
Fahmy
Pak Joko, berilah kami perahu yang baru.
Nanti kulukis kamu tepat di sisi kanan perahuku.
Kugambar dengan cat kayu dan pensil pinjaman
anakku.
Gambarnya terdiri atas kamu dan aku
membawa gunting kuku dan sebilah kayu.
Di atasnya ada burung hinggap di kepalamu
berkalung perisai dan dan pita ungu.
Gambar itu akan menjadi benteng pertamaku
menerjang ombak, membelah laut, dan menangkap
ikan.
Itu menjadi bahan ceritaku untuk anak dan
isteriku.
Juga para tetangga yang tidak memilihmu,
dulu.
Tentu kalau sudah luntur gambarnya
nanti kugambar lagi dengan presiden yang
baru.
21 Oktober 2014