Senin, 16 Februari 2009

ketiduran di bus

Bus merah melaju memutar rodanya
Supirnya ngantuk
Kernetnya ngamuk
Penumpangnya batuk
Uhuk.. uhuk.. uhuk..

Tiba giliranku ditagih ongkos
Kuambil uang dua puluh ribu rupiah

Kernetnya minta dua ratus ribu rupiah
Kutambah lima ribu jadi dua puluh lima ribu rupiah
Kernetnya minta tiga ratus ribu rupiah

Kutanya mengapa ongkosnya mahal,
Sambil merobek desakan dadanya ia menjawab
Seribu untuk rokok
Lima ribu untuk makan
Lima belas ribu untuk bensin
Sembilan belas ribu untuk setoran
Sepuluh ribu untuk polisi karena sering nerobos lampu merah
Sisanya, dua ratus lima puluh ribu untuk tubuh anakku
Yang mati tadi pagi
Gara-gara makan obat nyamuk
Mayatnya masih kusimpan di tangki bensin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Cerpen (1) puisi (5)